Sabtu, 27 Desember 2014

PBP, BEP dan ROI

Catatan pribadi lagi. Sering kita dengar tentang BEP (Break Even Point), tetapi seringnya BEP diartikan sebagai "balik modal". Banyak di brosur-brosur investasi franchise menggunakan istilah BEP untuk menunjukan "balik modal". Saking banyaknya istilah BEP digunakan, membuat saya ragu dengan pemahaman saya tentang BEP selama ini.

Hasil baca-baca dan browsing-browsing menghasilkan catatan sebagai berikut:

BEP adalah titik dimana biaya operasional setara dengan keuntungan hasil usaha kita. Atau dengan kata lain "impas". BEP berguna untuk kita sebagai:
  1. Perencanaan Laba, berapa minimal unit yang perlu kita jual perhari.
  2. Alat kontrol kita, seberapa baik penjualan kita perhari / perbulan. 
  3. Dasar penentuan harga jual, bersamaan dengan target penjualan unit perhari.
Dengan rumus deskripsi BEP adalah TFC + ( BOU x n) = HJU x n

  • Total Fixed Cost (TFC): Biaya operasional tetap, sebagai contoh: gaji pegawai, sewa lokasi, listrik, dan sejenisnya.
  • Biaya Operasional perUnit (BOU): modal per unitnya/biaya operasional yang diperlukan per unitnya.
  • Harga Jual per Unit (HJU): udah jelas dari namanya kan. 
  • n : jumlah / target jumlah unit yang harus kita jual perhari atau perbulan untuk mencapai BEP
contoh kasus:
Biaya operasional sebuah warung nasgor adalah sbb:
  • Gaji Pegawai Rp. 1.000.000 x 5 = Rp. 5.000.000
  • Listrik Rp. 2.000.0000
  • Air Rp. 500.000
  • Sewa Rp. 6.000.000 / tahun -->Rp. 500.000 / bulan 
jadi TFC perbulan adalah: 5.000.000 + 2.000.000 + 500.000 + 500.000 = Rp. 8.000.000. TFC perhari jadinya (30 hari) Rp. 267.000.
Biaya satu piring nasgor contohnya adalah Rp. 5000 (modal beras, bumbu, gas) dan harga jual 1 piring nasgor adalah Rp. 15.000. Ok, mari kita hitung berapa piring nasgor yang harus dijual perhari agar tercapai BEP.

n = TFC / (HJU - BOU).
n = 267.000 / (15.000 - 5000)
n = 267.000 / (10.000)
n = 27 piring.

Jadi untuk mencapai BEP kita harus menjual 27 piring nasgor jika satu bulannya 30 hari.

Bagaimana jika dibisnis retail dengan berbagai macam barang? Nah untuk yang ini terus terang belum nyari detailnya, cuman bisa kita ambil inti dari rumus diatas bahwa HJU - BOU adalah keuntungan kotor penjualan kita.
Kita ambil sebuah studi kasus sebuah apotek dengan 10 pegawai, untuk gaji pegawai perbulan rata-rata Rp. 25.000.000. Biaya listrik, air, telp dan internet kurang lebih Rp. 5.000.000. Biaya amortisasi pembelian showcase Rp. 300.000 dan penyisihan untuk THR pegawai Rp. 1.000.000. Margin penjualan rata-rata adalah 20%. Pertanyaannya, berapa target omset penjualan perbulannya?

TFC = keuntungan kotor
TFC = margin * omset
omset = TFC / margin
omset = (25.000.000 + 5.000.000 + 300.000 + 1.000.000) / 20%
omset = 156.500.000

Jadi Omset perbulan yang diperlukan untuk BEP adalah Rp. 156.500.000  atau Rp. 5.217.000 perhari (30 hari).
Ok, jadi itu sekilas tentang BEP.


PBP (Pay Back Period) adalah analisa berapa lama modal yang kita investasikan akan kembali. Atau dengan kata lain, berapa lama kita bakal balik modal. Semakin kecil nilai PBP semakin baik nilai investasi untuk dilakukan. Rumusnya gampang aja, yaitu:

PBP = total invest / laba bersih

contoh: seorang teman bercerita dia baru saja join sebuah franchise minuman dengan modal Rp. 9.000.000. Perbulan dia mendapat laba bersih rata-rata Rp. 2.500.000.

PBP = 9.000.000 / 2.500.000
PBP = 3.6 atau dibulatkan 4

Jadi dalam 4 bulan dia bisa balik modal. Wow!!


ROI (Return On Investment) atau rentabilitas atau earning power menunjukan kemampuan modal yang kita investasikan pada sebuah usaha untuk menghasilkan keuntungan. Semakin besar ROI, semakin tinggi kemampuan usaha kita untuk mengembalikan modal dan semakin menjanjikan pula usaha kita. Rumus ROI adalah

ROI = (laba bersih / total invest) * 100%

Contoh kasus: investasi yang digunakan untuk sebuah usaha adalah Rp. 800.000.000 dan keuntungan bersih yang didapat adalah Rp. 18.000.000 perbulan.

ROI = (18.000.000 / 800.000.000) * 100%
ROI = 2.25%
Maka nilai ROI perbulannya adalah 2.25% atau 27% pertahun.

Pertanyaannya sekarang adalah, berapa nilai ideal ROI / nilai ROI yang baik?
hasil baca-baca dari browsing-browsing dikit, mohon masukan juga kalo kurang benar.
Baru nemu dua jawaban, ini pun hasil baca dari forum / blog.
  1. ROI idealnya lebih tinggi dari bunga bank.
  2. ROI idealnya lebih tinggi dari bunga pinjaman
Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan ROI:
  1. Meninggikan margin
  2. Meningkatkan penjualan
  3. Menurunkan biaya operasional usaha
  4. Menurunkan modal perunit, contoh mencari suplier dg harga yang lebih murah, dll. 

3 komentar:

  1. bagus...
    boleh saya tau itu referensinya dari mana saja?
    terimaksih

    BalasHapus
  2. PBP = 9.000.000 / 2.500.000
    PBP = 3.6 atau dibulatkan 4

    Jadi dalam 4 bulan dia bisa balik modal. Wow!!

    bukankah harusnya yang dibagi bukan laba bersih, yg dibagi adalah pendapatan+keuntungan,,

    jadi rumusnya harusnya
    modal/(pendapatan+untungnya)..

    BalasHapus